blog ini memberikan ulasan ilmu-ilmu menjadi wawasan baru anda seperti Ilmu Hukum, Hukum Keluarga, Psikologi Keluarga, Kesehatan Keluarga, Ilmu Sosial, Dunia Pendidkan.

Mengenal Ilmu Mantiq

Buku panduan untuk bernalar merangkai ungkapan hal-hal yang dicari kebenarannya. Buku yang menjadi salah satu rujukan bagi kalangan ahlira'yu (rasional analitik). Ilmu yang sudah dijelajahi oleh kalangan pelajar seperti santri pada saat mondok. Tidak berhenti sampai jenjang tersebut, ilmu Mantiq ini sangat berkontribusi pada bidang keilmuwan ditingkat Perguruan TInggi atau Universitas. Ada beberapa jurusan keilmuwan yang membutuhkan ilmu tersebut dalam penerapan ilmunya seperti ilmu hukum, ahwal syakhsyhiyyah, hukum keluarga Islam, studi Islam dan masih banyak lagi. Erat kaitannya dengan program studi dengan pokok bahasan yang disajikan dalam ilmu Mantiq.

Buku diatas dikomentar langsung oleh orang yang berpangaruh besar pada bidang keilmuwan filsafat Islam yaitu Dr. Faruddin Faiz. Perjuangan seorang Muhammad Nuruddin, alumni Al-Azhar Kairo mampu merangkai dari bab awal hingga akhir sampailah tulisan ini utuh dan bisa dipahami. Tulisan ini tidak mereview buku ini, namun mengarah pada pandangan pentingnya belajar ilmu Mantiq. 

Ilmu Mantiq penting gak sih?
Penting tidak penting kembali kepada sudut pandang setiap orang yang berfikir. Dalam hemat saya, orang yang menganggap penting ilmu Mantiq beranggapan bahwa ini adalah ilmu untuk menyusun sebuah arah tindakan yang disetir oleh pikiran itu sendiri. Sebagai contoh kecil, seorang membakar mushaf (lembaran) Al-Qur'an, maka Reaksi kita apa?. Tentu akan muncul sekiranya dua reaksi, yang pertama, tindakan mengutuk orang tersebut dan kedua tindakan membiarkan saja. Perbedaan tindakan tersebut ini karena perbedaan sudut pandang. Orang yang mengutuk perilaku orang membakar mushaf karena kurang mendalami alasan membakar. Orang yang membiarkan sebagai tindakan agar mushaf tersebut tidak tercecer dan terinjak-injak. Begitulah gambaran sederhana terkait hubungan ilmu Mantiq dengan kehidupan kita. Hemat sederhana saya, sebagai ilmu dasar untuk mengambil sebuah keputusan terhadap setiap persoalan hidup atau hal hal yang dihadapkan pada level keraguan.

Ditulis oleh Abu Hamid Al-Ghazali dalam karyanya Al- Mustafa hal. 10 menegaskan bahwa orang yang tidak mempelajari ilmu Mantiq, kredibilitas keilmuannya patut dipertanyakan. Alasan logis layaknya orang berfikir bebas tanpa batas sehingga hasil pikiran tersebut mengarah pada berfikir seenaknya yang memicu kerusuhan dan menyusahkan banyak orang. 


Era sekarang ditemui banyak persoalan kompleks tanpa terarah pada tahap penyelesaian. Ada persoalan yang dianggap selesai namun berlanjut di hari yang akan datang. Ini semua tidak luput banyaknya keputusan yang diambil tanpa melalui kaidah-kaidah berfikir.  Hal tersebut menjadi peran penting ilmu Mantiq untuk dipelajari. 

Inti belajar Ilmu Mantiq
Pada inti belajar ilmu Mantiq akan dihadapkan dua bab besar penting dalam memahami sesuatu. Bab pertama Tashawwurat (konsepsi-konsepsi memahami), Yang diarahkan ada tiga bagian utama yaitu pertama tashawwur (concept atau gambaran)kedua tashdiq (Assentment atau pernyataan), dan ketiga Dalalah (makan kebahasaan dan istilah).
Bab Dua, Tasdhiqat (proposisi-propisisi). Bagian ini akan diarahkan pada pemahaman yang mengandung unsur pembenaran dan penghukuman. Suatu narasi dan ucapan mengandung unsur pernyataan dalam ilmu Mantiq disebut dengan qadhiyyah. Qadhiyyah akan dibagi menjadi bermacam-macam berdasarkan subjek, kualitas serta kuantor.

Hukum dalam logika tidak termasuk pengamatan empiris, dan fungsi argumen logis adalah mengantarkan kita pada kesimpulan yang tidak didapatkan sekadar pengamatan. Kita membuat kesimpulan dikarenakan adanya logika (nalar) yang logis berhubungan dengan satu proposisi atau premis yang banyak. Ilmu Mantiq ini pada akhirnya mengantarkan untuk berfikir dan memberi kesimpulan kebenaran tanpa adanya pembenaran. 

Share:

0 comments:

Post a Comment

About

AD BANNER