blog ini memberikan ulasan ilmu-ilmu menjadi wawasan baru anda seperti Ilmu Hukum, Hukum Keluarga, Psikologi Keluarga, Kesehatan Keluarga, Ilmu Sosial, Dunia Pendidkan.

Tips Komunikasi pada Anak




Berkomunikasi pada anak dengan baik menjadi penghubung yang baik kepada orangtua, sebaliknya apabila komunikasi orangtua tidak sejalan dengan anaknya dapat menjadi pemicu kesalahan pahaman. 
Berikut tips-tips membangun komunikasi dengan  baik kepada anak


1. Berbahasa lembut kepada anak

Anak pada usai 3 hingga 7 tahun akan menghafal secara alamiah percakapan yang ada disekitar anak. Berbahasa lembut merupakan salah satu langkah melatih perkembangan anak dalam berbicara. Berbahasa lembut dapat diartikan sebagai bahasa yang megandung bijaksana, kesejukan yang didengar oleh anak. Dengan demikian anak-anak mampu merasakan maksud yang kita sampaikan. semisal kalimat lembut, "bunda berharap kamu bisa belajar dengan baik.". Penggunan nama panggilan yang baik seperti"anak sholeh/sholehah". "wahai anakku yang baik".

2. Menggunakan kata yang dipahami anak

Menggunakan kata yang dipahami sangat penting untuk dilakukan oleh orangtua dalam berkomunikasi kepada anak. pemilihan kata akan mempengharui terhadap respon anak. pemelihan pada kata antara Kata perintah dengan kata larangan. sebagai contoh kecil : "nak, tolong ambilkan gelas di atas meja!!!". Dengan kata tolong anak dapat merespon dengan baik.

3. Melihat perasaan atau mood anak

Keadaan yang penting pada saat berhadapan kepada anak dengan melihat perasaan anak. Perasaan anak yang dimaksud dengan melihat situasi sekitar atau respon anak. Semisal, anak yang sedang fokus bermain, anak yang sedang marah; sedih; dan lain sebagainya. Perbedaan keadaan anak dalam perasaan akan berbeda cara berkomunikasi. Pada umumnya membebaskan anak untuk menikmati perasaannya akan lebih baik untuk diajak berkomunkasi.

4. Dekati dengan elusan tangan

Mendekati dengan ulusan tangan bagaikan mendekati anak dengan kasih sayang. merangku, memeluk, menyapa, mengelus akan berdampak perasaan anak. Dengan demikian hal ini menjadi membuka ruang diskusi kepada anak.


5. Mendengarkan curhatan anak

Sesekali telinga kita sebagai orangtu harus terbuka untuk anak. membuka diri kepada anak melalui sebagai pendengar sangat penting untuk mengawali perasaan dan keinginan anak. Dengan mendengarkan curhatan anak, orangtua mampu mengenali jati diri anak.
Share:

0 comments:

Post a Comment

About

AD BANNER